PRE PRODUCTION

Ini adalah artikel lanjutan dari Alur Proses Pembuatan Video. Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada 3 alur dalam proses pembuatan video, yang pertama adalah Pre Production atau biasa juga disebut dengan Pra Produksi. Pada artikel ini kami akan berbagi mengenai alur Pre Production serta langkah-langkah yang pada umumnya dilakukan dalam proses Pre Production pembuatan video.

Pre Production merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses production/produksi (video). Pada intinya tujuan Pre Production adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan. Dalam alur ini, langkah-langkah yang dijalankan pada umumnya secara garis besar ialah sebagai berikut :

 

Pendefinisian Konsep

Tujuan dan Sasaran

Tentukan sejak awal tujuan pembuatan video untuk apa. Apakah short movie, advertise, video company profile, video dokumentasi. Karena proses dan alur selanjutnya bergantung pada tujuan/jenis video yang dibuat. Sasaran audience / penonton dari video juga harus ditentukan, apakah untuk umum atau untuk kalangan tertentu, karena konten yang ada di dalam video harus sesuai.

 

Visi dan konsep

Setelah ditentukan jenis video yang dibuat dan target penonton, maka dimulailah brainstorming terhadap gagasan/ide atas video tersebut. Pada umumnya pada fase ini, tim kami melakukan meeting dengan klien dan saling bertukar fikiran serta mengemas gagasan, ide ide, keinginan klien kami. Pada saat seperti ini tim kami memberikan referensi, masukkan dan saran kepada klien kami terkait dengan video yang diinginkan. Hingga pada akhirnya tercapai satu pemikiran antara tim kami dengan klien (sudah satu visi dan konsep).

 

Pokok Materi

Pada tahap ini, disaat visi dan konsep sudah didapat, harus ada sebuah pokok materi utama yang ingin disampaikan dalam video tersebut. Misalkan saja untuk sebuah iklan cafe. Setelah grand design dan konsep didapat, harus ada satu pokok materi yang disampaikan, sebut saja “lokasi cafe ini strategis” atau “harga makanan/minuman di cafe ini murah”. Maka pokok materi ini yang akan diangkat dalam video tersebut. Terlepas konsep apapun, pokok materi ini menjadi sorotan utama dalam video tersebut.

 

 

Production Plan

Story Line / Sinopsis

Pada tahap ini, alur cerita dan grand design / konsep video sudah terbentuk. Dalam story line / synopsis, gambaran besar mengenai video yang ingin dibuat sudah terbentuk. Namun masih belum dalam tata bahasa yang baik, belum terdapat script yang detail, belum terdapat tatanan detail mengenai pengambilan gambar, detail lokasi tempat, dan sebagainya.

 

Script / Naskah

Baik video pendek, short movie, bahkan company profile, video yang membutuhkan penokohan atau tidak, tetap dibutuhkan script atau naskah. Script ini bertujuan untuk menyampaikan Pokok Materi kepada audience. Pengembangan dari Story Line / Sinopsis menjadi paragraph atau dialog yang interaktif yang berisikan informasi kepada penonton.

 

Story Board (Optional)

Daftar pengambilan gambar pada saat tahap production nanti, yang divisualisasikan dalam bentuk gambar/sketsa.

 

Shotlist

Tim kami lebih memaksimalkan penggunaan Shotlist pada saat Pre Production dan Production. Shot List yang sudah dibuat menjadi acuan bagi videographer untuk mengambil gambar. Dalam Shot List juga dijelaskan teknik pengambilan, angle, serta komposisi. Sehingga memudahkan produksi.

 

Budgeting

Pada fase ini, anggaran untuk produksi sudah didapat, karena kita sudah mengetahui jumlah pemain yang dibutuhkan, lokasi / venue shooting, jumlah hari produksi, alat yang dibutuhkan, serta hal-hal lain terkait produksi serta dimasukkan harga proses selesai video (editing pada post production). Pada tahap ini, klien sudah menandatangani kontrak dengan tim kami dan pembayaran termin pertama sudah dilaksanakan.

 

 

Legal Aspect, Location Scout, Timeline and miscellaneous

Bagaimana dengan team nya? Sutradara, videographer, dop, editor dan sebagainya? Dalam tim kami, penentuan tersebut sangat fleksibel. Tergantung kondisi dan budgeting yang ada, oleh karena itu pembagian tersebut baru dilaksanakan di tahap Pre Production akhir. Karena pada dasarnya tim inti kami sudah mengetahui grad design klien, konsep klien, bahkan hingga pokok materi yang ingin disampaikan. Sehingga pembagian tugas akan lebih fleksibel.

 

Legal Aspect.

Yang dimaksud legal aspect disini tidak terbatas hanya pada copyright saja, tetapi juga dalam hal perizinan, penggunaan barang, penggunaan music, kontrak, perjanjian, dan sebagainya. Dalam hal ini, tim Retina Production sudah memiliki anggota yang memadai dan berpengalaman dalam bidangnya. Sehingga fase ini pada umumnya aman, hanya beberapa hal mungkin butuh waktu karena terkait dengan izin dan kondisi.

 

Cek Lokasi / Location Scout.

Hal yang cukup penting dilakukan untuk memastikan suasana tempat shooting, pencahayaan di tempat shooting, blocking pada tempat shooting, serta kemungkinan-kemungkinan lain seperti jam tutup, suara, hingga hal-hal seperti jumlah orang yang dimungkinkan untuk masuk ke lokasi.

 

Timeline

Pada saat produksi, dibutuhkan timeline dan rundown yang jelas. Pada fase ini sudah ditentukan tanggal, waktu serta tempat hingga durasi per masing masing tempat untuk produksi, bahkan plan B dan plan C juga sudah dibentuk jika sewaktu-waktu kondisi tidak mendukung dan harus berganti jadwal/rencana. Karena lokasi sudah diketahui, maka timeline yang dibuat akan sangat real dengan kondisi yang ada, bahkan kondisi lalu lintas perjalanan menuju lokasi shooting pun sudah diperhitungkan. Hal ini dibutuhkan untuk efisiensi waktu, biaya, hingga tenaga.

 

Hal-hal lain

Hal-hal lain terkait sewa peralatan, transportasi, akomodasi dan sebagainya sudah mencapai tahap final. Setelah tahap ini, tahap yang selanjutnya dilakukan adalah pembagian tim dan finalisasi untuk produksi.

 

Pembagian Tim

Pada tahap ini, tim kami membagi PIC (Person In Charge) untuk project video yang akan dilaksanakan. Seperti sutradara, videographer, crew, editor video, music editor, dan sebagainya. Setelah sudah terbagi dengan baik, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah Produksi.


 

Demikianlah artikel lanjutan kami terkait dengan alur proses pembuatan video untuk bagian Pre Production. Memang benar, jika diperhatikan bahwa tahap Pre Production merupakan tahap yang cukup panjang dan rumit. Karena konsep awal hingga pematangan ada pada tahap ini. Dengan Pre Production yang detail, terencana dan juga rapih maka rangkaian selanjutnya yaitu Production dan Post Production dapat berjalan dengan baik.

Namun jika Pre production tidak disusun dengan baik dan detail, maka dapat memberikan dampak kelak, baik pada tahap Production atau bahkan pada Post Production. Misalkan saja, terkait legal aspect yang tidak direncanakan dengan baik, yaitu perijinan tempat, maka akan berdampak fatal pada tahap Produksi. Contoh lain, shoot list yang tidak rapih, maka akan menyulitkan videographer pada saat produksi, videographer harus mencoba angle yang pas, menerka-nerka pengambilannya seperti apa. Bahkan Post Production dapat mengalami kendala, misalkan saja jika pada lisensi music tidak diperhatikan, maka sangat mungkin akan terkena copyright strike pada saat video sudah selesai.

Oleh karena itu, tahapan Pre Production harus dilaksanakan dan direncanakan sebaik mungkin agar meminimalisir dampak / resiko yang akan terjadi pada tahap selanjutnya. Namun sekali lagi, tahapan ini adalah tahapan secara umum, yang biasanya digunakan oleh tim kami. Sangat mungkin ada tambahan tahapan lain atau bahkan ada pengurangan tahapan, tidak harus selalu sama dengan artikel ini.

Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Hubungi Retina Production jika membutuhkan jasa/layanan di bidang multimedia. Tim kami tersebar di 3 daerah, yaitu Retina JakartaRetina Cirebon dan Retina Jogja.

Retina Production, “We Make Your Moment Last Forever”

 

Kontributor : Ajie Bayu S.